Kelas Maya
Deskripsi
Pembelajaran dengan memanfaatkan kelas maya (
cyber class)
merupakan sebuah upaya untuk mendorong pembelajaran yang dilaksanakan
kapan saja dan di mana saja. Pembelajaran dalam kelas maya bukanlah
menggantikan pembelajaran tatap muka yang dilaksanakan bersama guru Anda
di kelas, tetapi dengan memanfaatkan kelas maya Anda akan mendapatkan
tambahan atau pengayaan (
enrichment) materi yang akan
melengkapi pembelajaran konvensional. Dengan model pembelajaran seperti
ini, Anda akan didorong untuk lebih aktif dan kreatif. Aktif dan kreatif
mengandung pengertian bahwa dalam kelas maya Anda diharapkan untuk
mencari, membaca, dan memahami materi dari berbagai sumber belajar
digital, di samping untuk menyimpulkan, mencipta, dan berbagi baik
pengetahuan yang telah Anda dapatkan maupun hasil karya yang telah Anda
buat kepada kawan-kawan Anda. Anda juga diharapkan mampu untuk
berdiskusi dan bekerja sama dalam kelompok secara virtual.
Kegiatan Belajar 5: Memahami Kelas Maya – Perangkat Lunak Pendukung Kelas Maya
- Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu
menjelaskan pemanfaatan kelas maya,
mengidentifikasi jenis – jenis perangkat lunak pendukung kelas maya.
- Uraian Materi
- Pemanfaatan Kelas Maya
Dalam pembelajaran, teknologi dapat dimanfaatkan untuk memperluas
jangkauan pembelajaran, meningkatkan kecepatan belajar, dan meningkatkan
efisiensi pembelajaran. Oleh karena itulah, pemanfaatan teknologi dalam
pembelajaran merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Ada enam potensi
kunci dari pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam
rangka revolusi pembelajaran. DRAF BUKU SISWA SIMULASI DIGITAL |
SEAMOLEC – 7 Maret 2014
- Konektivitas – akses terhadap beraneka ragam informasi ‘tersedia’
dalam skala global. Selama Anda memanfaatkan koneksi internet, Anda akan
mendapatkan informasi apapun yang tersedia dalam world wide web (www).
Dalam mencari informasi, Anda juga tidak akan merasa kesulitan berkat
bantuan mesin pencari seperti Google atau Bing.
- Fleksibilitas – belajar dapat dilaksanakan di mana saja dan kapan
saja. Dengan cara belajar yang terjadwal dalam kelas yang Anda
laksanakan selama ini (kelas konvensional), guru adalah sumber belajar
utama bagi Anda. Akan tetapi dengan kelas konvensional yang diperkaya
dengan TIK, Anda memiliki kebebasan dalam menentukan waktu yang tepat
kapan Anda belajar dan tempat Anda belajar, selama Anda dapat
menggunakan komputer dan mengakses internet.
- Interaksi – evaluasi belajar dapat dilaksanakan seketika dan
mandiri. Dengan memanfaatkan TIK, Anda dapat mengerjakan tugas, menjawab
pertanyaan, maupun mengerjakan ujian di manapun dan kapanpun Anda
inginkan. Dalam beberapa model ujian, Anda juga dimungkinkan untuk
mendapatkan hasil penilaian maupun umpan balik secara otomatis, sehingga
Anda tidak perlu menunggu lama untuk mengetahui hasil penilaian ujian
Anda.
- Kolaborasi – penggunaan perangkat diskusi dapat mendukung
pembelajaran kolaborasi di luar ruang kelas. Dengan memanfaatkan
internet, Anda telah berada dalam sebuah jaringan yang luas. Oleh karena
itu, dengan memanfaatkan perangkat diskusi melalui internet, Anda dapat
berkomunikasi, berdiskusi, bertukar pendapat, baik mengenai sebuah ide,
permasalahan, maupun solusi dengan rekan atau guru Anda. Dengan
perangkat ini Anda juga dapat membuat kelompok belajar. Dalam kelompok
ini Anda akan dapat berbagi ide maupun sumber belajar antarteman. DRAF
BUKU SISWA SIMULASI DIGITAL | SEAMOLEC – 7 Maret 2014
- Peluang pengembangan – konten digital dapat terus-menerus
dikembangkan sehingga dapat memperkaya pembelajaran dalam kelas
konvensional. Dalam kelas konvensional, Anda dan guru harus berada dalam
ruangan yang sama. Akan tetapi dengan memanfaatkan TIK, guru Anda dapat
memberikan instruksi dari tempat tertentu dan Anda tetap dapat
mengikuti instruksi guru Anda tersebut walaupun Anda berada di tempat
yang berbeda.
- Motivasi – multimedia dapat membuat pembelajaran lebih menarik.
Dengan TIK, Anda akan mendapatkan berbagai sumber belajar. Salah satu
sumber belajar tersebut adalah video atau animasi yang menjelaskan
konsep atau peristiwa tertentu. Dengan bantuan media ini, Anda akan
mendapatkan ilustrasi/gambaran yang lebih nyata dan dapat meningkatkan
minat Anda dalam belajar.
Lingkungan belajar yang mewadahi peran teknologi informasi untuk mendukung proses pembelajaran inilah yang disebut dengan
e-learning. Derek Stockley (2003) mendefinisikan
e-learning sebagai
penyampaian program pembelajaran, pelatihan, atau pendidikan dengan
menggunakan sarana elektronik. Senada dengan Stockley, dalam bukunya
E-Learning – A Guidebook of Principles, Procedures, and Practices, Som Naidu (2006) mendefinisikan e-
learning sebagai penggunaan secara sengaja jaringan TIK dalam proses belajar mengajar. Selain
e-learning, beberapa istilah juga digunakan untuk mendefinisikan model belajar mengajar tersebut yaitu
online learning,
virtual learning, maupun
network atau
web–
based learning. Oleh karena itu, Anda tidak perlu bingung terhadap penggunaan berbagai istilah tersebut.
E-learning dapat diselenggarakan dengan berbagai model (Rashty, 1999).
- Model Adjunct.
Dalam model ini
e-learning digunakan untuk menunjang sistem
pembelajaran tatap muka di kelas. Model ini dapat dikatakan sebagai
model tradisional plus karena keberadaan
e-learning hanya sebagai pengayaan atau tambahan saja. DRAF BUKU SISWA SIMULASI DIGITAL | SEAMOLEC – 7 Maret 2014
- Model Mixed/Blended.
Model ini menempatkan
e-learning menjadi bagian tidak
terpisahkan dari pembelajaran. Misalnya pembelajaran teori dilaksanakan
secara daring, sedangkan pembelajaran praktik dilaksanakan secara tatap
muka. Akan tetapi, Bersin (2004) berpendapat bahwa model
blended learning merupakan gabungan dari model
adjunct dan
mixed, sehingga sedikit atau banyak porsi dari e-learning, dalam pembelajaran tatap muka, seluruh proses tersebut merupakan
blended learning.
- Model Daring Penuh/Fully Online.
Dalam model ini
e-learning digunakan untuk seluruh proses
pembelajaran mulai dari penyampaian bahan belajar, interaksi
pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Salah satu contoh model ini
adalah
open course ware yang dikelola oleh Massachusetts Institut of Technology (MIT) di laman
http://ocw.mit.edu/index.htm,
online course edx dengan berbagai pembelajaran daring yang ditawarkan oleh berbagai universitas di dunia pada
https://www.edx.org/, pembelajaran daring (
online course) yang dipelopori oleh Universitas Harvard, Coursera di laman
https://www.coursera.org/ , atau
online course iversity yang dikelola oleh berbagai universitas di Jerman di laman
https://iversity.org/.
Dengan kata lain,
e-learning dapat berfungsi sebagai
- tambahan/pengayaan pembelajaran (supplement),
- pengganti sebagian pembelajaran (complement), atau
- pengganti seluruh pembelajaran (replacement) sesuai Gambar III.1. E-learning yang dimaksud dalam konteks Simulasi Digital pada SMK adalah e-learning sebagai supplement.
Dalam pembelajaran yang memanfaatkan
e-learning dibutuhkan berbagai komponen pendukung yaitu:
- Perangkat keras (hardware): komputer, laptop, netbook, maupun tablet.
- Perangkat lunak (software): Learning Management System (LMS), Learning Content Management System (LCMS), Social Learning Network (SLN).
- Infrastruktur: Jaringan intranet maupun internet.
- Konten pembelajaran.
- Strategi interaksi/komunikasi pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran.
Dalam rangka membedakannya dengan kelas konvensional, sebuah kelas
dalam lingkungan belajar berbasis TIK dikenal pula dengan istilah kelas
maya (
cyber class). Dalam kelas maya,
e-learning dimanfaatkan
sebagai upaya untuk melengkapi pembelajaran dalam rangka memperkaya
materi yang diajarkan dalam kelas konvensional. Model pembelajaran yang
menggabungkan antara proses belajar mengajar dalam kelas konvensional
dengan kelas maya. Inilah yang kemudian disebut
blended learning. Lebih lengkapnya lagi, Josh Bersin (2004) dalam bukunya
The Blended Learning Book, menyatakan definisi
blended
learning adalah kombinasi dari berbagai ‘media’ belajar
(teknologi maupun aktivitas) untuk menciptakan pembelajaran yang optimal
bagi siswa. Istilah ‘blended’ menyatakan bahwa pembelajaran
konvensional yang dilaksanakan oleh guru dalam kelas, diperkaya dengan
berbagai sumber digital.
- Jenis-Jenis Perangkat Lunak Pendukung Kelas Maya
Dalam rangka mendukung kelas maya dimanfaatkanlah berbagai perangkat
lunak/aplikasi/sistem yang pada umumnya berbasis web. Secara umum
dikenal dua jenis aplikasi yaitu aplikasi
Learning Management System (LMS) dan
Learning Content Management System (LCMS). Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya, seiring meluasnya pemanfaatan
Social Network (SN) khususnya Facebook, muncullah aplikasi
Social Learning Network (SLN) sebagai salah satu alternatif bentuk kelas maya.
- Learning Management System (LMS)
Menurut Courts dan Tucker (2012), LMS adalah aplikasi yang digunakan untuk mengelola pembelajaran, mengirimkan konten (
content delivery system),
dan melacak aktivitas daring seperti memastikan kehadiran dalam kelas
maya, memastikan waktu pengumpulan tugas, dan melacak hasil pencapaian
siswa. Sedangkan menurut Kerschenbaum (2009) dalam LMS
Selection Best Practices,
LMS adalah sebuah aplikasi yang berfungsi mengadministrasikan secara
otomatis berbagai kegiatan pembelajaran. Guru dapat menggunakan aplikasi
ini untuk berbagi sumber belajar, berinteraksi, dan berdiskusi dengan
siswa, menyampaikan pengumuman, memberi tugas maupun ujian, serta
memberikan penilaian, sedangkan siswa dapat membaca materi belajar,
menjawab pertanyaan, berdiskusi, serta mengirimkan tugas dan menjawab
soal-soal ujian. Contoh dari LMS antara lain; Moodle, Dokeos, aTutor.
- Learning Content Management System (LCMS)
Menurut Kerschenbaum (2009), LCMS adalah sebuah aplikasi yang digunakan oleh pemilik konten untuk mendaftar (
register), menyimpan (
store), menggabungkan (
assembly), mengelola (
manage), dan memublikasikan (
publish)
konten pembelajaran untuk penyampaian melalui web, bentuk cetak, maupun
CD. Secara lebih rinci, LCMS adalah sebuah aplikasi untuk mengelola
konten pembelajaran. LCMS tidak hanya dapat membuat, mengelola, dan
menyediakan modul-modul pembelajaran, tetapi juga mengelola dan
menyunting (
edit) semua bagian yang membentuk sebuah katalog.
Contoh dari LCMS antara lain; Claroline, e-doceo solutions. DRAF BUKU
SISWA SIMULASI DIGITAL | SEAMOLEC – 7 Maret 2014
- LMS vs LCMS
Perbedaan utama dari LMS dan LCMS adalah LMS merupakan media
interaksi antara siswa dan guru, sedangkan LCMS adalah media yang
digunakan oleh penulis konten maupun perusahaan penerbit konten.
Berdasarkan fungsinya LMS dan LCMS memiliki berbagai fitur.
Tabel II.1 Perbandingan fungsi LMS dan LCMS LMS |
LCMS |
Pendaftaran dan administrasi siswa |
Pengembangan konten secara bersama (collaborative content development) yang dilengkapi dengan template |
Pengelolaan aktifitas kelas |
Pengelolaan konten |
Pengelolaan kurikulum dan sertifikasi |
Publikasi |
Pengelolaan kompetensi |
Integrasi Alur Kerja (Workflow integration) |
Pelaporan |
Antar muka yang terintegrasi dengan LMS |
Pengelolaan rekaman pembelajaran |
Menyusun/mengembangkan bahan pembelajaran (Courseware authoring) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar