Menganalisis & Mengevaluasi Pasca Produksi Video Animasi dan Musik Digital
MENGANALISIS PRODUKSI VIDEO ANIMASI DAN MUSIK DIGITAL
Produksi Media VideoVideo adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Biasanya menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau media digital.
Visual : saya melihat , gambar bergerak.
Audio : Suara
- Video proses yang pengambilan gambarnya dilakukan dengan kamera video, baik yangterpasang pada telpon genggam dan perangkat gaget lainnya, maupun pada kamera khusus untuk perekaman video, termasuk camcorder.
- Screen recording adalah pengambilan gambar dari layar komputer dengan menggunakan aplikasi rekam layar dan dapat ditambahkan penggunaan lensa yang terpasang pada laptop atau webcam yang sengaja dipasang untuk perekaman gambar.
- Fungsi Presentasi Video
- Jenis Video
- Cerita
- Dokumenter
nyata.
- Berita
- Pembelajaran
dan dapat dimainkan ulang.
- Presentasi
CIRI-CIRI PRESENTASI VIDEO
- mengomunikasikan ide
- menunjukkan solusi
- mengomunikasikan produk dan jasa
- menunjukkan cara kerja
Secara umum praproduksi merupakan tahapan persiapan sebelum memulai proses produksi (shooting film atau video).
Pada intinya tujuan praproduksi adalah mempersiapkan segala sesuatunya agar proses produksi dapat berjalan sesuai konsep dan menghasilkan suatu karya video sesuai dengan harapan.
Untuk memulai praproduksi dibutuhkan beberapa langkah, sebagai berikut:
- Merumuskan Masalah
- Ide/gagasan
- Sinopsis
- Treatmentt
- Naskah
- Merumuskan Masalah
- Ide
- Sinopsis
- Treatmentt
- Naskah
Proses Pembuatan Digital Animation
PRAPRODUKSI
Pada tahap ini film belum dibuat tetapi persiapan telah direncanakan mulai dari tema, dan dikembangkan menjadi sinopsis, sinopsis dikembangkan menjadi storyline, storyboard.
Pada tahap ini film belum dibuat tetapi persiapan telah direncanakan mulai dari tema, dan dikembangkan menjadi sinopsis, sinopsis dikembangkan menjadi storyline, storyboard.
Concept Art
Pada tahap ini mulai dibuat gambar-gambar sketsa. Semua sketsa yang dibuat akan dibentuk dalam model 3D dalam tahap produksi.
Pada tahap ini mulai dibuat gambar-gambar sketsa. Semua sketsa yang dibuat akan dibentuk dalam model 3D dalam tahap produksi.
Storyboard
Pada saat skenario dan concept art telah selesai, tuangkan ide cerita tersebut ke dalam bentuk visual sehingga orang lain dapat memahami maksudnya.
Pada saat skenario dan concept art telah selesai, tuangkan ide cerita tersebut ke dalam bentuk visual sehingga orang lain dapat memahami maksudnya.
Animatic Storyboard
Tahap ini dapat dianggap film telah memiliki kerangka acuan, karena alur cerita jelas dan gambar-gambar dari storyboard yang telah di scanning akan ditampilkan dengan tambahan sound dialog, narasi, sound FX.
Tahap ini dapat dianggap film telah memiliki kerangka acuan, karena alur cerita jelas dan gambar-gambar dari storyboard yang telah di scanning akan ditampilkan dengan tambahan sound dialog, narasi, sound FX.
Casting dan Recording
Para pengisi suara membacakan dialog yang telah dibuat.
Para pengisi suara membacakan dialog yang telah dibuat.
Sound efect dan Music
Lagu tema dibuat berdasarkan alur cerita yang ada. Sebelum menciptakan lagu, pencipta lagu akan membaca script, sehingga alur cerita dan tema lagu dapat sejalan.
Lagu tema dibuat berdasarkan alur cerita yang ada. Sebelum menciptakan lagu, pencipta lagu akan membaca script, sehingga alur cerita dan tema lagu dapat sejalan.
PRODUKSI
Modelling 2D ke 3D
Tahap ini merupakan tahap pembuatan film animasi yang berlangsung. Diawali dengan menstransfer objek 2D yang dibuat menjadi objek 3D. Body modeling,atau modeling lainnya yang masih dalam bentuk gambar 2D, dikonversikan ke dalam objek 3D.
Tahap ini merupakan tahap pembuatan film animasi yang berlangsung. Diawali dengan menstransfer objek 2D yang dibuat menjadi objek 3D. Body modeling,atau modeling lainnya yang masih dalam bentuk gambar 2D, dikonversikan ke dalam objek 3D.
Pemberian Tekstur pada Karakter
Tahap Mapping Texture Character, untuk pemetaan material kulit pada karakter.
Tahap Mapping Texture Character, untuk pemetaan material kulit pada karakter.
Penganimasian
Proses pembuatan pergerakan atau penganimasian mencakup proses rigging, skinning, dan animasi.
Proses pembuatan pergerakan atau penganimasian mencakup proses rigging, skinning, dan animasi.
Rendering
Pada tahapan ini objek 3D yang sudah selesai
diteruskan dengan pemberian pencahayaan dan sifat bahan atau kulit pada
objek, sehingga memberikan kesan yang lebih alamiah terhadap objek 3D.
POSTPRODUKSI
Compositing and Editing
Hal yang utama dalam film animasi 2D maupun 3D adalah pengomposisian karena pada tahap inilah adegan-adegan hasil render disatukan dan dirangkai untuk dapat lebih lanjut pada proses material.
Hal yang utama dalam film animasi 2D maupun 3D adalah pengomposisian karena pada tahap inilah adegan-adegan hasil render disatukan dan dirangkai untuk dapat lebih lanjut pada proses material.
3D Animation
Pada tahapan ini dilakukan pergerakan pada objek atau dikenal dengan istilah animasi. Sama halnya dengan modeling dan tekstur.
Video Effect
Proses yang terjadi pada tahapan ini adalah
klip animasi yang dihasilkan oleh tahapan 3D tadi diolah sedemikian rupa
melalui efek-efek khusus yang tidak bisa atau kurang efisien jika
dilakukan pada tahap 3D tadi.
Final Compositing
Tahapan ini merupakan tahapan akhir dimana
semua elemen gambar, tulisan, dan klip animasi diproses dan disusun
sehingga memperoleh sebuah rangkaian animasi akhir. Untuk memperkaya
hasil animasi biasanya ditunjang oleh proses manipulasi suara yang
dilakukan melalui teknik sound effect.
Analisis Video Animasi
- Sweet Cocoon
SINOPSIS & PLOT : Seekor ulat masuk ke tempat di mana dia merasa aman menjalani metamorfosisnya. Kepompongnya terlalu kecil baginya untuk masuk, untungnya ada dua serangga lain yang bisa membantunya.
Trio ini akan membawa kita ke beberapa situasi lucu tapi juga kupu-kupu yang indah.
KONSEP : Konsep video ini mendasar dengan back sound dan sound effect yang sesuai sehinnga membuat video ini tidak monoton, pembedaan karakter dengan musik sebagai mediator pembedanya , sangatlah konsep yang biasa namun memang sangat menyenangkan untuk di lihat dan di sajikan kepada para penikmat film / video animasi.
COLOUR & SHARP IMAGE : warna dan ketajaman gambar Sangat baik untuk sekelas ANIMASI 3D.
Jenis Pengambilan gambar dalam film ini:
1. The deskriptif Sintagma (urutan menggambarkan satu saat).
2. The bracketing syntagm (montage of brief shots).
3. The Sintagma (dua sekuens bergantian).
4. The paralel Sintagma (montase dari motif).
Teknik Pengambilan Gambar:
1. Extreme Long Shot.
2. Wide Shot (Open Shot)
3. Extablishing Shot
2. Piper
SINOPSIS & PLOT : Menceritakan sebuah kisah mendalam tentang seekor anak burung yang bernama Piper, tokoh utamanya, adalah seorang sandpiper kecil yang berhak mendapatkan semua makanannya jatuh ke dalam mulutnya oleh ibunya sementara burung kecil itu tinggal jauh dari pasang surut yang menumbuhkan makanan lezatnya. Suatu hari, ibu tidak menurunkan makanan di mulutnya lagi tapi meminta Piper untuk bergabung dengannya dalam ketakutan yang tidak diketahui tentang pemulungan tiram. Piper memiliki waktu yang sulit untuk mempelajari ujung tombak ketekunan, tapi cukup tangguh untuk mengatasi trauma yang menimpanya.
KONSEP : Sebuah alegori tentang cara anak belajar dari orang tua mereka dan dari anak-anak lain, Piper adalah sebuah cerita tentang menaklukkan dan mengatasi ketakutan pribadi seseorang. Gaya fotorealistik enam menit yang bergaya mengikuti puyuh lapar Piper, yang harus mengatasi rasa takutnya akan air agar bisa makan.
CHARACTER OF ANIMATION : Seekor anak burung yang lapar, menunggu makanan dari ibunya, yang ingin mengajarkannya langsung cara mencari makan dipesisir pantai dengan ombak yang pasang surut. Ketika burung-burung lain yang berlarian saat ombak pasang. Ia belajar menghindari ombak dari 3 ekor kumang laut yang bersembunyi dibawah pasir.
COLOUR & SHARP IMAGE : warna dan ketajaman gambar Sangat baik untuk sekelas ANIMASI 3D.
Jenis Pengambilan gambar dalam film ini:
1. The deskriptif Sintagma (urutan menggambarkan satu saat).
2. The bracketing syntagm (montage of brief shots).
3. The Sintagma (dua sekuens bergantian).
4. The paralel Sintagma (montase dari motif).
Teknik Pengambilan Gambar:
1. Wide Shot
2. Medium Shot
3. Extablishing Shot
4. Full Shot
5. long shot
6. Extreme Long Shot (XLS)
Produksi Media Audio
- Peralatan produksi media audio
Produksi sebuah media audio profesional (
proses rekaman) dilakukan di sebuah studio rekaman. Studio rekaman
merupakan sebuah ruangan yang digunakan sebagai fasilitas proses
rekaman. Sebuah studio rekaman paling tidak memiliki dua ruangan, yaitu
ruang rekam dan ruang kontrol. Idealnya merekam suara dilakukan diruang
rekam. Ruang rekam harus kedap suara , artinya dapat menyerap suara
sehingga tidak ada suara yang terpantulkan dan tidak bocor dari suara
liar dari luar ruang rekam. Sedangkan ruang kontrol, digunakan sebagai
tempat dimana pemegang kendali jalannya rekaman berada dan melakukan
rekaman terhadap suara-suara dari ruang rekaman.
Peralatan yang umum ada dalam studio rekaman adalah:
1) Miikrofon
Mikrofon merupakan barisan terdepan dalam sebuah proses rekaman. Karena alat ini merupakan tranducer yang dapat mengubah
gelombang suara di udara menjadi variasi
tegangan yang nantinya akan diubah menjadi data digital oleh sebuah
converter. Berdasarkan tipe sensifitasnya, mikrofon dibedakan menjadi
dua, yaitu omni directional dan uni directional.
2) Mixer console
Istilah lain untuk mixer console, yaitu audio mixeratau soundboard. Seiring perkembangan teknologi kini ada juga mixer console digital.
Secara umum bagianaudio mixer terdiri dari:
- a)Beberapa chanel input, jumlah tergantung tipe audio mixer. Setiap channel input, biasanya terdiri dari: terminal masukan, dapat berupa jenis input jack, XLR, RCA
- b)Kontrol Equalisasi, untuk mengatur frekuensi jangkauan, misalnya bass, treble, midle.
- c)Fader Gain, menagtur kuat lemahnya volume masukkan.
- d)Kontrol keluaran utama
- e)Tampilan Meter
Tampilan meter ini biasanya berupa vu meter
atau led display, yang berupa menunjukkan level setiap channel input
maupun master output.
3) Speaker monitor
Speaker dalam sebuah studio rekaman memang dirancang khusus untuk kebutuhanmixing/mastering.
4) Open reel
Open reel adalah alat produksi media audio
yang berguna untuk perekaman analog. Selain itu, open reel digunakan
juga sebagai alat untuk editing.Seiring perkembangan teknologi di dunia audio recording, yang mengarah pada produksi audio digital alat ini sudah ajarang diggunnakan.
5) Digital audio work station
Digiatal Audio Workkstation adalah perangkat
yan digunakan khusus untuk proses rekaman audio digital. Perangkat ini
pada dasarnya adalah sebuah komputer yang dapat melakukan fungsi
perekam, sinthesizier, tigital to analog converter, mixing, sound effect. Untuk memenuhi fungsi-fungsinya, komputer ini harus memiliki perangkat keras tambahan yaitu:
- a)Audio converter
Pada prinsipnya audio converter mempunyai
fungsi utama sama dengan sebuah sound card, meskipun demikian audio
converter yang dimaksud berbeda pada sound card pada komputer-komputer
biasa. Fungsi-fungsi audio converter ini, diantaranya:
- Sintheszier
- MIDI interface
- Pengkonversi data analog ke digital, misalnya merekam suara dari mikrofon
- Pengonversi data dari digital ke analog.
- b)Multi Track audio software
Perekam lunak yang digunakan untuk aplikasi
perekaman. Selain itu, perangkat lunak ini juga mempunyai fasilitas
untuk mixing dan editing suara. Ada pun beberapa perangkat lunak ini
misalnya:
- Digidesaign Pro Tools
- Adobe audition
- Cakewalk sonar
- Steinberg nuendo dan Cubase, dll
6) Tape Recorder
Alat ini menggunakan bahan baku kaset. Hasil
rekaman yang diperoleh berupa data analog. Selain dapat merekam tape
recorder juga dapat memutar kaset audio.
7) Digital Portable Recorder
Alat ini dapat merekam suara dan menyimpannya dalam bentuk data digital.
- Proses pembuatan media audio
Secara umum proses pembuatan media audio
melalui tiga tahap, yaitu: pra produksi, produksi, dan pasca produksi.
Pada setiap tahapnya terdiri dari beberapa kegiatan.
1) Tahap Pra Produksi
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap pra produksi, meliputi:
a) Telaah Materi
Dalam mengembangkan media untuk
pembelajaran, semestinya mengacu pada kurikulum yang berlaku dan sesuai
dengan jenjang pendidikan yang akan dibuat medianya. Kurikulum dijadikan
acuan utama, agar media pembelajaran yang dibuat sesuai tujuan dan
tepat sasaran.
Telaah kurikulum meliputi telaah tujuan
(kompetensi dasar) yang ingin dicapai, anlisis karakteristik materi ajar
dan analisis karakteristik siswa. Media audio yang akan dibuat harus
sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dari peserta didik. Bila media
yang dibuat tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran, maka media tersebut
tidak akan banyak membantu peserta didik.
b) Pencarian Ide
Setelah analisis kurikulum, akan diperoleh
gambaran tentang materi-materi yang membutuhkan media audio.
Selanjutnya, tinggal memilih materi mana yang lebih dulu akan dibuat
medianya dan menetapkan format sajian media audio yang akan diproduksi.
Bermacam-macam bentuk sajian yang dapat dipilih misalnya dialog, drama,
narasi, pantun dan lain-lain.
Telaah kurikulum sebaiknya dilakukan oleh
guru atau pengembang media, dan dikaji oleh ahli materi dan ahli media.
Peranan guru adalah menentukan materi dalam media yang dapat mewakili
kompetensi yang tercantum dalam silabus dan RPP. Peranan ahli materi
yaitu untuk menjaga agar materi tetap harus benar dan sesuai dengan
sasaran tidak lebih dan tidak kurang. Di samping itu ahli materi juga
harus menginformasikan perkembangan ilmu tersebut yang terkini.
Peranan ahli media harus mengkaji dan
memastikan pemilihan materi yang akan diangkat ke dalam media audio
sesuai dengan karakteristik media tersebut, karena tidak semua materi
yang ada di kurikulum dapat dibuat ke dalam media audio secara menarik.
c)Penulisan Naskah
Langkah selanjutnya yaitu penulisan naskah
program. Naskah ditulis oleh orang yang dianggap mampu untuk menulis
naskah audio. Naskah yang ditulis akan dikaji oleh ahli materi dan ahli
media. Ahli materi akan mengkaji kebenaran, kecukupan, dan ketepatan
pemilihan aplikasi atau contohnya. Sedangkan ahli media akan mengkaji
kemenarikan penyampaian materi tersebut sesuai karateristik media audio,
misalnya pemain, perwatakan, pilihan kata/bahasa, konflik, musik, sound
effect, dan lain-lain. Tahapan penulisan naskah yaitu persiapan,
penelitian, pengorganisasian informasi, penulisan sinopsis dan
treatment, dan skenario/naskah.
Format naskah audio yang umum digunakan adalah menggunakan format dua kolom
1) Tahap produksi
Produksi media audio ini diawali dengan
diterimanya naskah oleh team produksi. Setelah itu dilakukan
langkah-langkah produksi, yaitu: pembentukan tim produksi, rembuk
naskah, pemilihan pemain, latihan kering, rekaman, editing dan mixing, preview, pembuatan master.
a) Membentuk Tim Produksi
Produksi media audio ini merupakan kerja kolaboratif (team work),
yaitu beberapa orang dengan keahlian atau keterampilan berbeda bekerja
secara bersama-sama dalam menyelesaikan media. Di sini, diperlukan
koordinasi antar anggota tim sehingga terwujud media audio yang baik,
menarik dan komunikatif. Anggota tim tersebut yaitu:
- Sutradara, yaitu: orang yang bertanggung jawab atas semua aspek manajemen dan artistik dari sebuah produksi.
- Operator, mempersiapkan peralatan rekam dan bertanggung jawab atas hasil perekaman.
- Teknisi, mengontrol dan memastikan semua peralatan dalam keadaan siap pakai.
- Penata musik, menyiapkan musik dan sound effectsesuai dengan naskah.
- Editor, melakukan koreksi terhadap hasil rekaman dan melakukan mixing tutur (dialog/drama) dengan musik dan sound effect yang diperlukan sesuai naskah.
Setelah sutradara mempelajari naskah program
media, kemudian dilakukan rembuk naskah dengan penulis naskah, ahli
materi dan ahli media dan pihak-pihak terkait.rembuk naskah dilakukan
untuk menyamakan persepsi dan pemahaman terhadap isi naskah, sehingga
apabila diproduksi tidak terjadi kesalahan yang fatal. Setelah penyamaan
persepsi selesai, maka sutradara segera mengubah naskah menjadi bahasa audio(skenario) yang menarik minat, enak didengar, mudah dipahami, menyenagkan dan bermanfaat.
c) Menyusun Storyboard/skenario
Skenario adalah naskah panduan operasional
dalam kegiatan produksi (perekaman), oleh karena itu perlu disusun
secara jelas dengan bahasa yang mudah dipahami dan mearik minat
pendengar. Pada skenario sudah tergambar dengan jelas dan secara rinci
mengenai siapa pemerannya, dimana lokasinya, berapa lama durasinya,
jenis musik dan lain-lain.
d) Penyusunan anggaran
Anggaran adalah total biaya yang dibutuhkan
untuk pembuatan media tersebut, mulai dari perencanaan hingga kegiatan
pasca produksi. Penyusunan anggaran harus mempertimbangkan beberapa
faktor, seperti: lamanya syuting, jumlah tim produksi, lokasi, biaya
editing baik didalam studio maupun diluar studio, jauh dekatnya dan
berapa tempat, pemain: bintang atau bukan dan jumlahnya, peralatan yang
dipakai, setting dan properti yang diperlukan, faktor kesulitan
(stuntman, animasi), musik (buat sendiri atau beli hak cipta) dan lain
sebagainya
e) Pemilihan pemain
Setelah rembuk naskah dilakukan, langkah
selanjutnya adalah pemilihan pemain. Pemain disini adalah orang yang
akan memerankan tokoh dalam naskah. Pemilihan pemain yang baik, sesuai
dengan karakter tokoh yang dituntut dalam naskah sehingga akan membuat
media audio bagus dan menarik.
f) Latihan kering
Latihan kering maksudnya, para pemain diberi
kesempatan untuk mempelajari naskah dan berlatih sebelum rekaman, agar
mereka benar-benar paham akan isi pesan, alur cerita dan peran
masing-masing dalam naskah tersebut. Hal untuk menghindari bnayak
kesalahan pada saat rekaman.
g) Rekaman (recording)
Rekaman adalah proses pengambilan suara dari
masing-masing pemain. Sutradara adalah pengendali sepenuhnya jalanya
rekaman. Sutradara bertanggung jawab atas kualitas hasil rekaman.
- Tahap Pasca Produksi
Setelah produksi selesai dilakukan, tahap
selanjutnya yaitu pasca produksi. Kegiatan pasca produksi
langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan, yaitu:
1) Editing dan Mixing
Editing maksudnya adalah membuang atau
memotong kata-kata salah yang dianggap tidak perlu atau juga menambah
efek, misalnya echo. Mixing mksudnya mencampur atau menambah musik dan soundeffectsehingga media audio terkesan menarik.
a) Preview
Preview adalah kegiatan evaluasi terhadap hasil produksi. Preview ini
dilakukan oleh tim yang melibatkan pengkaji materi, pengkaji media, dan
sutradara sebagai penanggung jawab produksinya. Evaluasi terhadap hasil
produksi ini di tinjau dari segi materi dan media. Dari segi materi
misalnya ketepatan pengucapan. Tinjauan media, misalnya ketepatan
penggunaan musik, efek suara (soundeffect), kualitas suara (ada tidaknya noise), ksetabilan volume. Jika hasil produksi belum dinyatakan layak, maka harus dilakukan perbaikan sesuai dengan masukan tim preview.
2) Pembuatan Master Audio Pembelajaran
Menyimpan atau merekam hasil produksi media
audio pembelajaran ini dalam kaseet, CD, atau media penyimpanan lainnya.
Master media audio pembelajaran ini yang kemudian akan dijadikan master
jika diperlukan penggandaan.
MENGEVALUASI PASCA PRODUKSI VIDEO ANIMASI DAN MUSIK DIGITAL
Jika tahap produksi sudah berhasil dilewati, kali ini menuju ke tahap
Pasca Produksi sebagai akhir dari keseluruhan proses dasar pembuatan
animasi 2D. Tahap pasca produksi merupakan proses finishing, tahap ini
menugaskan kita untuk dapat menambahkan modifikasi akhir yang dapat
membuat animasi terlihat lebih bagus. Tetapi jangan terlalu banyak
menambahkan modifikasi atau hiasan akhir, dan usahakan agar hasil akhir
tetap didalam jalur atau tidak terlalu rumit untuk ditonton. Terdapat
beberapa proses didalamnya seperti Compositing, Color Correcting,
Dubbing / Musik / Sound Effects, dan Final Output.1. Compositing
Compositing atau bisa juga disebut dengan proses penggabungan hasil render dari tahap produksi sebelumnya, proses ini sangatlah membutuhkan keterampilan dalam video editing. Kalian harus memotong cuplikan yang tidak dibutuhkan dan menggabungkan scene-scene yang terdapat didalam animasi yang sedang dibuat. Biasanya dalam proses ini, penambahan transisi video selalu diaplikasikan. Compositing sangat mempengaruhi durasi film beserta scene didalam nya.
2. Color Correcting
Bagaimanapun, warna adalah unsur penting dalam suatu gambar tetap ataupun gerak. Warna dapat menghidupkan bahkan menghasilkan aura tertentu. Maka dari itu, Color Correcting sangatlah penting dalam tahap Paksa Produksi. Proses ini dapat mengubah panorama film sesuai mood, kita bisa gunakan beberapa efek warna untuk diaplikasikan ke film animasi yang sedang kita buat. Diantaranya Color Corrector, Color Channel, RGB Settings, Hue/Saturation, dan lainnya.
4. Dubbing / Musik / Sound Effects
Beberapa produser, filmmaker, editor, ataupun animator memiliki cara tersendiri dalam melakukan proses dubbing atau penambahan suara pada film mereka. Ada yang terbiasa dengan merekam atau menambahkan audio pada tahap Pra-Produksi, Produksi, bahkan Paska Produksi. Hal ini bebas dilakukan jika film yang kita kerjakan adalah film animasi.
Poin pertama, misalkan kita mempersiapkan audio pada saat Pra-Produksi, maka proses animasi (misal: animasi mulut) pada tahap Produksi akan mencontoh hasil dubbing dari tahap Pra-Produksi. Jika merekam atau menambahkan audio pada saat Produksi, proses pengaplikasian audio akan bersamaan dengan proses animasi.
Dan pada saat Paska Produksi, ini adalah waktu yang tepat bagi saya untuk merekam dan menambahkan audio. Saya selalu membuat animasi mulut, kedipan mata, dan objek lainnya terlebih dahulu pada tahap Produksi dan menggunakan imajinasi seakan-akan suara sudah terekam. Lalu, saya hafalkan suara yang sudah saya pikirkan pada saat proses animasi tersebut.
Setelah itu, pada tahap Pasca Produksi, saya mulai merekam dubbing atau audio lainnya dengan mencontoh animasi yang belum diisi suara. Apabila dialog tidak begitu panjang, kita tidak perlu mencontoh pergerakkan animasi tersebut. Jika proses rekaman sudah selesai, usahakan tambahkan audio setelah proses Compositing dan Color Correcting. Sesuaikan dengan animasi. Jangan lupa tambahkan musik atau sound effect nya juga. Alasan saya mengutamakan animasi lalu audio yaitu karena dapat memudahkan proses penyuntingan, jika animasi yang menyesuaikan audio, proses penyuntingan animasi akan lebih lama (apalagi dengan komputer seadanya). Berbeda dengan / jika audio yang menyesuaikan animasi, proses rekaman lebih ringan dan praktis daripada proses animasi itu sendiri.
3. Final Output
Untuk proses akhir, yaitu Final Output. Proses ini adalah puncak dari keseluruhan produktivitas pembuatan film Animasi 2D maupun 3D. Final Output bisa dilakukan dengan proses exporting atau rendering. Pada proses ini, kalian akan mengatur atau menentukan opsi akhir secara detail untuk format film sesuai dengan kebutuhan. Sama seperti proses Rendering pada tahap Produksi, namun Final Output adalah proses akhir dan setelah itu tidak akan ada lagi proses penyuntingan yang dibutuhkan.
Sumber
https://gischarine.wordpress.com/2018/02/06/menganalisis-mengevaluasi-pasca-produksi-video-animasi-dan-musik-digital/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar